BAKTI SI KECIL
Bisa belajar dengan tenang dan leluasa saja sudah menjadi kemewahan bagi ELSA bocah kelas 2 sekalah dasar ini harus banyak berkorban lantaran kondisi sang kakak yang mngalami keterbelakangan mental takdir telah menggariskan garis pedih bagi sunandar kakak elsa.nandar menggalami gangguan mental setelah bangun dari koma setelah tersambar petir , saat itu usianya masih 2 tahun .
Kini nandar sudah berusia 16 tahun kondisinya makin memburuk . Nandar tak bisa lagi diajak berkomunikasi, perilakunya aneh, belasan tahun sudah keluarga ini harus merawat nandar .
Eje ibunya nyaris tak bisa melakukan hal lain selain menjaga dan merawat nandar, kalo iya lengah sedikit saja nandar akan kabur ato mengganggu orang lain .
Rezeki keluarga ini berasal dari sampah" yang hanyut terbawa arus sungai, dimusim hujan seperti sekarang saat sampah makin banyak terbawa arus. Bila bagi sebagian orang sampah tampak menjijikan namun tidak bagi keluarga Elsa. Hanya sampah inilah yg menjadi sumber nafkah andalan, namun ada kalanya hujanpun tak mampu membawa banyak sampah plastik yg bisa menghasilkan uang seperti hari ini karenanya Adah nenek elsa harus mencari tempat lain yg arus airnya membawa lebih banyak sampah plastik.
Adah nenek Elsa sudah berusia lanjut namun ia masih saja bekerja mengumpulkan sampah , air sungai yg dingin ini tak dihiraukannya Elsa merasa tak tega melihat sang nenek , sejak kecil elsa sudah terbiasa membantu neneknya mengumpulkan botol dan gelas plastik bekas .
Didesa Ciseda Singaparna Tasikmalaya mengumpulkan sampah ditengah aliran sungai memang lebih menghasilkan ketimbang memungut sampah dipinggir jalan , keluarga elsa tak punya banyak pilihan tak ada modal untuk mereka beralih pekerjaan, sang nenek pernah bekerja sebagai tukang cuci namun kini Adah sudah tak kuat lagi melakukan pekerjaan itu..
Tangan kecil Elsa kadang tak mampu menjangkau sampah yang mengalir deras bersamaan , sang neneklah yang selalu mengejar sampah yang nyaris hanyut terbawa arus.satu gelas plastik saja sangat berhagra artinya bagi mereka , sampah inilah yang nantinya bisa ditukar dengan sedikit rupiah..tak hanya sampah plastik yang mereka cari , potongan" kayu yang terbuang juga tak pernah mereka sia"kanpaling tidak kayu ini nantinya bisa berguna untuk bahan bakar memasak dirumah .
Tidak hanya keluarga Elsa yang bekerja dengan mengambil sampah disungai , sayangnya jika sudah ada yg mengambil sampah dihulu sungai Elsa tak akan mendapat apa" karnanya ia harus bergegas mencari sampah segera setelah hujan turun namun peruntungan tak selalu bisa diduga hari ini misalnya, meski telah berusaha secepat mungkin bekerja sayang perolehan mereka tidak juga melimpah .
Elsa kecil tak pernah kehabisan harapan ia yakin esok peruntungannya lebih baik.ia hanya punya satu keinginan , elsa sangat ingin menyenangkan sang kakak nandar dengan cara yg amat sederhana ketika peruntungan sedang bagus,sebenarnya elsa tak perlu menghabiskan waktu unuk mengumpulkan rejekinya .
Sampah plastik perolehannya hari ini akan dijualnya kepengepul, berapapun uang yg didapatnya membuatnya sangat bersyukur. elsa tak pernah menyetok sampah perolehannya ia harus bisa membawa pulang sedikit uang untuk membeli kebutuhan makan keluarganya.
Gadis bertubuh mungil ini memiliki enegi dan kemauan yg begitu besar , kerasnya kehidupan yg dijalaninya menempa elsa menjadi anak yg kuat dan mandiri . Elsa tak pernah mengenal ayahnya dengan baik.sejak kecil ayahnya sudah meninggalkan keluarganya. Ibunya juga tak bisa meluangkan waktu dan perhatian pada pertumbuhan Elsa . Perhatian ibunya terpusat pada perawatan Nandar kakaknya .
Meski jumlahnya hampir separuh penuh namun bobot sampah plastik tetap saja ringan. Nandar kakak Elsa sangat menyukai kerupuk maka bagi Elsa uang Seribu Rupiah yg didapatkannya dengan susah payah akan menjadi sumber kegembiraaan kakaknya .
Elsa sangat syang pada kakak lelakinya itu, ia iba melihat nasib kakaknya , setiap kali melihat sang kakak Elsa kerap merasa kesepian , iapun berharap nandarpun bisa segera sembuh.
Eje ibu Elsa kerap menanggung derita karena sang suami, dua kali ia menikah dua kali juga sang suami pergi meninggalknnya.
Nandar adalah anak pertama Eje dari pernikahan pertamanya ,sejak berusia 2 tahun ayah Nandarsudah menyia"kannya , Eje yg terpukul karena sang suami menikah lagi memutuskan pergi dr rumah dalam perjalannya ditengah hujan itulah nandar tersambar petir Nandar sempat koma selama beberapa bulan ketika sadar perilakunyapun langsung berubah. Eje kembali ditinggalkan sang kepala keluarga setelah melahirkan Elsa , suaminya pergi melarikan diri entah kemana belasan tahun sudah Eje menantikan kesembuhan Nandar , tak pernah ada cukup uang dikantong Eje untuk membawa nandar kerumah sakit yg bisa dilakukannya hanya menjaga Nandar dirumah.
Meski sudah berusia 16 tahun nandar tidak bisa mengurus dirinya sendiri . Ejelah yg menurus segala kebutuhan dasar Nandar mulai mandi makan bahkan saat buang air. Eje bahkan tak sempat lg beristirahat, Nandar seakan punya energi yg berlebih untuk terus bergerak . tp Eje tk bisa menolak pekerjaan yg datang padanya ia sadar keluarganya sangat membutuhkan uang .
Penghasilan menjadi buruh cuci emang tidak besar antara 10-15rb saja Eje pun tak dapat mendapat order mencuci karna warga kini lebih memilih membeli mesin cuci.
Sepanjang mengerjakan tugasnya pikiran Eje tak pernah tenang ia sangat mengkhawatirkan kondisi Nandar .
Tempat tinggal mereka berada dikawasan padat , saat nandar berteriak ato mengamuk tak jarang suaranya sampai terdengar kerumah tetangga. Beruntung tetangga mereka selalu memaklumi keadaaan Nandar selama tinggal dilingkungan ini mereka tak pernah mendapat teguran. Rumah ini pun dibangun atas bantuan warga , rumah mereka yg lama terbuat dari anyaman bambu . Ketika Nandar kambuh dan mengamuk bilik reot itupun hancur berantakan.
Menyantap nasi sisa kemaren dengan kucuran minyak jelantah untuk menambah sedikit rasa telah menjadi menu sehari" bagi Elsa , ia tak lagi bisa merututi keadaan . Kondisi keluarganya sudah timpang tanpa kehadiran ayah . Kemiskinan hanya semakin mmenyempurnakan beratnya hidup mereka.
Elsa tak keberatan perhatian sang ibu tercurah untuk kakaknya tercinta. ia juga tak pernah keberatan berkubang diair sungai demi mencari nafkah. Elsa kecil hanya mempunyai harapan sederhana ia bisa terus sekolah mendapatkan ilmu untuk merubah nasib keluarganya, ia juga trus berdoa agar ibu dan neneknya selalu sehat dan harapan terbesarnya adalah kesembuhan sang kakak Sunandar yang sangat dikasihinya.
Bisa belajar dengan tenang dan leluasa saja sudah menjadi kemewahan bagi ELSA bocah kelas 2 sekalah dasar ini harus banyak berkorban lantaran kondisi sang kakak yang mngalami keterbelakangan mental takdir telah menggariskan garis pedih bagi sunandar kakak elsa.nandar menggalami gangguan mental setelah bangun dari koma setelah tersambar petir , saat itu usianya masih 2 tahun .
Kini nandar sudah berusia 16 tahun kondisinya makin memburuk . Nandar tak bisa lagi diajak berkomunikasi, perilakunya aneh, belasan tahun sudah keluarga ini harus merawat nandar .
Eje ibunya nyaris tak bisa melakukan hal lain selain menjaga dan merawat nandar, kalo iya lengah sedikit saja nandar akan kabur ato mengganggu orang lain .
Rezeki keluarga ini berasal dari sampah" yang hanyut terbawa arus sungai, dimusim hujan seperti sekarang saat sampah makin banyak terbawa arus. Bila bagi sebagian orang sampah tampak menjijikan namun tidak bagi keluarga Elsa. Hanya sampah inilah yg menjadi sumber nafkah andalan, namun ada kalanya hujanpun tak mampu membawa banyak sampah plastik yg bisa menghasilkan uang seperti hari ini karenanya Adah nenek elsa harus mencari tempat lain yg arus airnya membawa lebih banyak sampah plastik.
Adah nenek Elsa sudah berusia lanjut namun ia masih saja bekerja mengumpulkan sampah , air sungai yg dingin ini tak dihiraukannya Elsa merasa tak tega melihat sang nenek , sejak kecil elsa sudah terbiasa membantu neneknya mengumpulkan botol dan gelas plastik bekas .
Didesa Ciseda Singaparna Tasikmalaya mengumpulkan sampah ditengah aliran sungai memang lebih menghasilkan ketimbang memungut sampah dipinggir jalan , keluarga elsa tak punya banyak pilihan tak ada modal untuk mereka beralih pekerjaan, sang nenek pernah bekerja sebagai tukang cuci namun kini Adah sudah tak kuat lagi melakukan pekerjaan itu..
Tangan kecil Elsa kadang tak mampu menjangkau sampah yang mengalir deras bersamaan , sang neneklah yang selalu mengejar sampah yang nyaris hanyut terbawa arus.satu gelas plastik saja sangat berhagra artinya bagi mereka , sampah inilah yang nantinya bisa ditukar dengan sedikit rupiah..tak hanya sampah plastik yang mereka cari , potongan" kayu yang terbuang juga tak pernah mereka sia"kanpaling tidak kayu ini nantinya bisa berguna untuk bahan bakar memasak dirumah .
Tidak hanya keluarga Elsa yang bekerja dengan mengambil sampah disungai , sayangnya jika sudah ada yg mengambil sampah dihulu sungai Elsa tak akan mendapat apa" karnanya ia harus bergegas mencari sampah segera setelah hujan turun namun peruntungan tak selalu bisa diduga hari ini misalnya, meski telah berusaha secepat mungkin bekerja sayang perolehan mereka tidak juga melimpah .
Elsa kecil tak pernah kehabisan harapan ia yakin esok peruntungannya lebih baik.ia hanya punya satu keinginan , elsa sangat ingin menyenangkan sang kakak nandar dengan cara yg amat sederhana ketika peruntungan sedang bagus,sebenarnya elsa tak perlu menghabiskan waktu unuk mengumpulkan rejekinya .
Sampah plastik perolehannya hari ini akan dijualnya kepengepul, berapapun uang yg didapatnya membuatnya sangat bersyukur. elsa tak pernah menyetok sampah perolehannya ia harus bisa membawa pulang sedikit uang untuk membeli kebutuhan makan keluarganya.
Gadis bertubuh mungil ini memiliki enegi dan kemauan yg begitu besar , kerasnya kehidupan yg dijalaninya menempa elsa menjadi anak yg kuat dan mandiri . Elsa tak pernah mengenal ayahnya dengan baik.sejak kecil ayahnya sudah meninggalkan keluarganya. Ibunya juga tak bisa meluangkan waktu dan perhatian pada pertumbuhan Elsa . Perhatian ibunya terpusat pada perawatan Nandar kakaknya .
Meski jumlahnya hampir separuh penuh namun bobot sampah plastik tetap saja ringan. Nandar kakak Elsa sangat menyukai kerupuk maka bagi Elsa uang Seribu Rupiah yg didapatkannya dengan susah payah akan menjadi sumber kegembiraaan kakaknya .
Elsa sangat syang pada kakak lelakinya itu, ia iba melihat nasib kakaknya , setiap kali melihat sang kakak Elsa kerap merasa kesepian , iapun berharap nandarpun bisa segera sembuh.
Eje ibu Elsa kerap menanggung derita karena sang suami, dua kali ia menikah dua kali juga sang suami pergi meninggalknnya.
Nandar adalah anak pertama Eje dari pernikahan pertamanya ,sejak berusia 2 tahun ayah Nandarsudah menyia"kannya , Eje yg terpukul karena sang suami menikah lagi memutuskan pergi dr rumah dalam perjalannya ditengah hujan itulah nandar tersambar petir Nandar sempat koma selama beberapa bulan ketika sadar perilakunyapun langsung berubah. Eje kembali ditinggalkan sang kepala keluarga setelah melahirkan Elsa , suaminya pergi melarikan diri entah kemana belasan tahun sudah Eje menantikan kesembuhan Nandar , tak pernah ada cukup uang dikantong Eje untuk membawa nandar kerumah sakit yg bisa dilakukannya hanya menjaga Nandar dirumah.
Meski sudah berusia 16 tahun nandar tidak bisa mengurus dirinya sendiri . Ejelah yg menurus segala kebutuhan dasar Nandar mulai mandi makan bahkan saat buang air. Eje bahkan tak sempat lg beristirahat, Nandar seakan punya energi yg berlebih untuk terus bergerak . tp Eje tk bisa menolak pekerjaan yg datang padanya ia sadar keluarganya sangat membutuhkan uang .
Penghasilan menjadi buruh cuci emang tidak besar antara 10-15rb saja Eje pun tak dapat mendapat order mencuci karna warga kini lebih memilih membeli mesin cuci.
Sepanjang mengerjakan tugasnya pikiran Eje tak pernah tenang ia sangat mengkhawatirkan kondisi Nandar .
Tempat tinggal mereka berada dikawasan padat , saat nandar berteriak ato mengamuk tak jarang suaranya sampai terdengar kerumah tetangga. Beruntung tetangga mereka selalu memaklumi keadaaan Nandar selama tinggal dilingkungan ini mereka tak pernah mendapat teguran. Rumah ini pun dibangun atas bantuan warga , rumah mereka yg lama terbuat dari anyaman bambu . Ketika Nandar kambuh dan mengamuk bilik reot itupun hancur berantakan.
Menyantap nasi sisa kemaren dengan kucuran minyak jelantah untuk menambah sedikit rasa telah menjadi menu sehari" bagi Elsa , ia tak lagi bisa merututi keadaan . Kondisi keluarganya sudah timpang tanpa kehadiran ayah . Kemiskinan hanya semakin mmenyempurnakan beratnya hidup mereka.
Elsa tak keberatan perhatian sang ibu tercurah untuk kakaknya tercinta. ia juga tak pernah keberatan berkubang diair sungai demi mencari nafkah. Elsa kecil hanya mempunyai harapan sederhana ia bisa terus sekolah mendapatkan ilmu untuk merubah nasib keluarganya, ia juga trus berdoa agar ibu dan neneknya selalu sehat dan harapan terbesarnya adalah kesembuhan sang kakak Sunandar yang sangat dikasihinya.